Oleh: Nia Amellia dan Haidhar Ali Zulfikar*
Penerapan teknologi dalam sektor keuangan telah menjadi salah satu pilar penting dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Langkah Bank Indonesia (BI) memperkenalkan QRIS Tap berbasis Near Field Communication (NFC) adalah kebijakan progresif yang patut diapresiasi. Teknologi ini tidak hanya memperkuat ekosistem pembayaran digital, tetapi juga menjembatani kesenjangan akses finansial di Indonesia. Di tengah percepatan digitalisasi global, inovasi seperti ini menjadi kunci agar Indonesia tetap relevan dalam kompetisi ekonomi global sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.
QRIS NFC membawa angin segar dalam dunia transaksi digital dengan menghadirkan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Teknologi ini memungkinkan pengguna melakukan pembayaran hanya dengan mendekatkan perangkat mereka ke terminal pembayaran, tanpa perlu repot memindai kode QR secara manual. Proses ini mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi, yang sangat penting dalam situasi dengan volume transaksi tinggi, seperti di stasiun kereta, toko ritel besar, atau restoran cepat saji.
Efisiensi ini juga memberikan manfaat besar bagi pelaku usaha, terutama sektor UMKM yang sering menghadapi antrean panjang pelanggan. Dengan QRIS NFC, mereka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sekaligus mengoptimalkan waktu operasional. Dalam jangka panjang, kemudahan ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi UMKM untuk lebih banyak menggunakan layanan pembayaran digital, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan.
Penerapan QRIS NFC menjadi salah satu alasan utama untuk mendukung inklusi keuangan, yaitu memastikan seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati manfaat layanan keuangan modern. Teknologi NFC yang terintegrasi dalam QRIS memberikan akses yang lebih luas, terutama bagi mereka yang berada di wilayah terpencil atau kurang terjangkau oleh layanan perbankan tradisional. Bank Indonesia dapat memanfaatkan momen ini untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti fintech dan komunitas lokal, guna mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pembayaran digital.
UMKM yang sebelumnya enggan beralih ke metode pembayaran digital kini memiliki insentif lebih besar. QRIS NFC tidak hanya memudahkan pembayaran tetapi juga membantu mereka membangun rekam jejak transaksi yang dapat digunakan untuk mengakses pembiayaan mikro atau kredit usaha.
Keamanan adalah aspek krusial dalam transaksi keuangan digital, dan QRIS NFC menawarkan solusi yang menjanjikan. Teknologi NFC menggunakan enkripsi tingkat tinggi yang memastikan data pengguna terlindungi selama proses transaksi. Dengan fitur ini, risiko kebocoran data atau penipuan dapat diminimalkan, memberikan rasa aman bagi konsumen dan pelaku usaha. Keamanan ini sangat penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap ekosistem pembayaran digital. Tanpa rasa aman, masyarakat cenderung enggan beralih dari metode pembayaran tunai ke digital. Dengan hadirnya QRIS NFC, Bank Indonesia tidak hanya memperkenalkan teknologi baru tetapi juga memberikan jaminan bahwa teknologi ini aman untuk digunakan oleh siapa pun.
Kebijakan ini sejalan dengan visi Indonesia menjadi pusat ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025. Dengan memanfaatkan teknologi terkini seperti NFC, Bank Indonesia tidak hanya berperan sebagai regulator tetapi juga sebagai inovator yang memimpin transformasi ekonomi nasional. QRIS NFC menjadi bukti nyata bahwa Bank Indonesia memahami kebutuhan zaman dan mampu merespons dengan langkah-langkah yang relevan. Melalui sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, teknologi ini dapat mempercepat transisi menuju masyarakat yang lebih cashless, efisien, dan terintegrasi secara digital.
Kebijakan QRIS Tap berbasis NFC adalah langkah strategis yang membawa dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Meski tantangan seperti infrastruktur dan edukasi masih perlu diatasi, manfaat yang ditawarkan jauh lebih besar. Dengan terus mendukung inovasi seperti ini, Indonesia tidak hanya akan menjadi pemain utama dalam peta ekonomi digital regional tetapi juga mampu menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan.
*Mahasiswa Prodi Akuntansi Syari’ah & Perbankan Syari’ah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan dan GenBI Tegal