Pekalongan, cakapmedia.com
Anggota Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah Adetya Pramandera menyampaikan, menurut pendekatan yang Walhi lakukan yaitu pendekatan ekologi politik, kerusakan bukan takdir tuhan, segala bentuk kerusakan lingkungan ada yang mengundang.
“Kerusakan disebabkan oleh tangan-tangan manusia. Kebijakan negara yang membolehkan pembangunan industri di wilayah dataran tinggi mengakibatkan kerusakan,”ucapnya saat menjadi narasumber pada kegiatan Tadarus Intelektual yang diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Senin (1/4/2024).
Disampaikan, saat ini wilayah Demak, Semarang dan Pekalongan dilanda banjir. Hal ini disebabkan semakin banyaknya daerah industri di pegunungan. Air yang seharusnya menyerap, mengalir ke dataran rendah sehingga menyebabkan banjir.
“Orang-orang di daerah pesisir sangat dirugikan, mereka susah mencari mata pencaharian karena daerahnya sering dihantam bencana banjir sedangkan penguasa mendapatkan keuntungan dari kebijakannya,” terangnya.

Narasumber lainnya Gus Mahmud Mansur yang juga seorang tokoh agama mengatakan, manusia mempunyai tiga inti yaitu pemikiran, kesadaran dan spiritual. Menurutnya, pendidikan di Indonesia hanya memberikan pemahaman beragama bukan kesadaran beragama.
“Jarang sekali orang mengenalkan fiqih sosial. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam harus dibaca dan di pelajari maknanya. Allah swt memerintahkan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Menjaga alam semesta adalah menjaga sebagian dari qur’an. Kepedulian membuat hidup kita sejahtera” ujarnya.
Aktivis muda NU Izzul Haq sebagai narasumber terakhir menyatakan, manusia diamanahkan sebagai khalifah di bumi untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. “Jadilah orang pintar dan terdidik yang tidak merusak lingkungan. Saling bermanfaatlah tanpa merasa dimanfaatkan,”singkatnya.
Kegiatan yang mengusung tema ‘Membangun Nalar Kritis Berlandaskan Nilai-Nilai Qur’ani’ menghadirkan lima narasumber yaitu Adetya Pramandera dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah, tokoh agama Gus Mahmud Mansur, aktivis desa Abdul Jalil, aktivis muda NU M Izzul Haq, dan santri milenial Ikhsanurrizqi. Kegiatan ini dimulai sejak sore hari, jeda sejenak untuk buka puasa dan tarawih, lalu dilanjutkan kembali selepas tarawih. Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan menjadi peserta dalam kegiatan yang berlangsung di gedung student center.
Pengirim: Khayatun Nufus
Editor: Kang Anwar





