Lamongan – Survei terbaru Litbang Universitas Islam Lamongan (UNISLA) dan Rumah Pelajar mengungkapkan bahwa popularitas calon kepala daerah di media sosial bukanlah penentu utama dalam pilihan politik Gen Z Lamongan untuk Pilkada 2024. Meski dikenal sebagai generasi digital yang aktif di dunia maya, hasil survei menunjukkan bahwa pemilih muda lebih mengutamakan substansi program dan rekam jejak calon dibandingkan sekadar popularitas.
Survei yang melibatkan 1500 responden berusia 17-25 tahun ini menyoroti bahwa mayoritas responden bersikap netral terhadap faktor popularitas di media sosial. Skor tertinggi dalam parameter ini berada di angka 3, menunjukkan bahwa bagi Gen Z, kehadiran calon di media sosial lebih dianggap sebagai pelengkap, bukan penentu keputusan politik bagi mereka.
Survei ini terdiri dari 726 laki-laki (48,4%) dan perempuan 774 (51,6%), dengan distribusi usia 17-19 tahun sebanyak 687 responden, usia 20-22 tahun sebanyak 450 responden dan sebanyak 363 responden berusia 23-25 tahun.
Dr. Winarto Eka Wahyudi, M. Pd. I selaku penanggungjawab survey menyampaikan bahwa Gen Z Lamongan cenderung kritis. Mereka tidak mudah terpengaruh oleh kampanye populer di media sosial jika tidak didukung dengan program yang jelas dan konkret. Ia menambahkan bahwa Gen Z lebih memprioritaskan program kerja nyata, penyediaan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
“Dengan sikap kritis ini, Gen Z Lamongan menunjukkan bahwa mereka bukan hanya konsumen informasi digital, tetapi juga pemilih yang cerdas dan penuh pertimbangan” ungkap Dosen Pascasarjana Unisla ini.
Pilkada 2024 pun diperkirakan akan menjadi panggung bagi calon pemimpin yang mampu menawarkan solusi nyata, bukan sekadar citra di dunia maya.
Sementara itu, Koordinator Survei yang juga ketua Litbang Unisla, Dr. Ir. H. Nur Azizah, M.T menambahkan bahwa hasil ini menjadi catatan penting bagi calon pemimpin yang bertarung di Pilkada Lamongan. Bahwa strategi kampanye berbasis media sosial mungkin menarik perhatian, tetapi untuk mendapatkan dukungan nyata dari Gen Z, mereka harus membuktikan komitmen terhadap isu-isu substansial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda.
Pengirim: Eka
Editor: K. Anwar





