Semarang – Mentor Griya Peradaban, Muhammad Yunus Mustofa menyampaikan, spiritualitas sangat berkaitan dengan kesehatan mental. Ada lima dimensi dari diri seseorang salah satunya yaitu spiritualitas yang diartikan sebagai aspek dinamis dan intrinsik yang melaluinya seseorang mencari makna, tujuan, dan transendensi tertinggi, dan mengalami hubungan dengan diri sendiri, keluarga, orang lain, komunitas masyarakat, alam dan hal-hal penting atau sakral yang diungkapkan melalui keyakinan, nilai, tradisi dan praktik.
Pernyataan tersebut disampaikan kepada peserta Kuliah Alternatif ke-9 bertema “Spiritual and Mental Healthy” yang digelar via zoom meeting pada Sabtu (18/01/2025)
“Saya pernah membaca kitab ahwalunnafsi bahwa menurut Ibnu Sina, jiwa manusia terbagi dalam dua daya. yang pertama yaitu daya praktis (amaliyyah) yaitu daya yang ada hubungannya dengan gerakan fisik. yang kedua daya teoritis (nazhariyyah amaliyyah) yang kaitannya dengan hal-hal yang abstrak, yaitu pemikiran. Spiritualitas di mulai dari hal-hal kecil misalnya ketika sholat subuh yang masih menggunakan baju tidur seperti kaos. Apakah itu pantas? koneksi dengan tuhan itu ada seninya. Ojo sak penake dewe,”terangnya.
Mentor Griya Peradaban, Alivia Nadatul ‘Aisy selaku narasumber pertama menyampaikan, kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan emosional, psikologis dan sosial individu. Komponen kesehatan mental yaitu berbuat baik kepada diri sendiri, yakin bahwa semua yang ada di dunia ini punya masalah dan kemampuan untuk hidup. Kekhawatiran merupakan awal dari gangguan kesehatan mental.
“Kalau mental kita sehat, maka sosial kita akan sehat, kehidupan tidak akan terganggu, semua akan sehat. Cakupan kesehatan mental adalah bagaimana kita dapat mengelola stres, emosional, menjaga hubungan kita dengan manusia atau yang disebut hablum minannas, terutama menjaga hubungan kita dengan yang di atas atau hablum minallah. Orang yang sehat mentalnya maka akan sehat intelektualnya,” terangnya.
Koordinator Pegiat Griya Peradaban, Arif Prasetyo, dalam sambutannya menyampaikan tentang pentingnya spiritual and mental health sebagai lanjutan diskusi literasi dan peradaban pada kuliah alternatif 9 sesi satu.
“Literasi tidak hanya terkait kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga memahami kehidupan secara mendalam. Ini menggarisbawahi bahwa kesehatan spiritual dan mental adalah fondasi penting dalam membangun peradaban yang berkelanjutan, terutama di era penuh tantangan ini,”ujarnya.
Harapannya lanjutnya, pada sesi ini memberikan perspektif baru untuk mengintegrasikan spiritualitas dan kesehatan mental dalam membangun literasi yang bermakna.
Kegiatan ini merupakan sesi ke 2 dari rangkaian Kuliah Alternatif ke-9. Menghadirkan dua narasumber dari mentor Griya Peradaban dan diikuti oleh para pegiat Griya Peradaban dan peserta Kuliah Alternatif ke-9.
Pengirim: Khayatun Nufus
Editor: K. Anwar