Pekalongan – Sebuah masjid berarsitektur khas Jawa resmi digunakan dalam acara peresmian Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok Pesantren Dalaailul Khairot, pada Jumat Wage, 22 Sya’ban 1446 H / 21 Februari 2025. Masjid yang terletak di Perumahan Pepabri, Desa Tanjung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan ini mengusung desain klasik yang menyerupai Masjid Demak dan Cirebon, memperkuat nuansa spiritual dan historisnya.
Peresmian ini dihadiri oleh ratusan jamaah secara lahir dan ribuan lainnya secara gaib, menciptakan suasana yang penuh kekhusyukan. Acara dimulai pukul 14.00 hingga 17.00 WIB, diawali dengan doa bersama dan Mudzakaroh Kubro Dalaail 26, lalu dilanjutkan dengan salat Asar berjamaah, dan ditutup dengan prosesi peresmian pondok pesantren.
Masjid ini menjadi ikon baru di Tirto dengan arsitektur yang menggambarkan keagungan Islam tradisional di tanah Jawa. Bentuk bangunan yang menyerupai Masjid Demak dan Cirebon mengandung filosofi mendalam, yakni kesederhanaan, keteguhan iman, serta kekuatan dalam menjaga tradisi Islam Nusantara.
Menurut Prof. Dr. H. Moh. Sugeng Solehuddin, M.Ag, pengasuh Lembaga Pendidikan dan Sosial Pondok Pesantren Dalaailul Khairot, pemilihan desain masjid ini bukanlah tanpa alasan. Dengan desain arsitektur jawa, Masjid ini diharapkan akan tempat yang memiliki kekuatan spiritual besar, sekaligus menjadi pusat pendidikan Islam berbasis nilai-nilai tasawuf.
Dalam sambutannya, Prof. Sugeng Solehuddin menyampaikan bahwa pendirian pondok pesantren ini tidak lepas dari doa dan restu K.H. Taufiq Wonopringgo Pekalongan, seorang Mursyid Thoriqoh Qadiriyah Naqsabandiyah sekaligus pengasuh Pesantren At-Taufiqi.
Beliau juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan mendoakan keberlangsungan lembaga ini, agar dapat menjadi pusat ilmu dan dakwah yang bermanfaat bagi generasi mendatang.
Ketua pelaksana, M. Fahrudin Iryanto, menegaskan bahwa peresmian ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga bagian dari ikhtiar spiritual untuk menjaga kesinambungan ilmu dan tradisi Islam di Pekalongan.
Dengan kehadiran lembaga ini dan Masjid Agung Nyimas Rarasantang sebagai pusat kegiatan keagamaan, diharapkan masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran dan pengembangan nilai-nilai Islam yang tetap berakar pada tradisi Nusantara. Semoga keberadaan masjid dan lemabaga ini membawa berkah dan manfaat bagi umat.
Pengirim: Slamet Nur Chamid
Editor: K. Anwar